Jumat, 10 Desember 2010

Pemprov Tak Siapkan Ganti Rugi

Pemprov Tak Siapkan Ganti Rugi  PDF Cetak E-mail


Akibat jebolnya tanggul sungai Mundu Tulungagung puluhan rumah terendam, dua rumah rata tanah. Tampak kerusakan yang tersisa dari banjir bandang kemarin.

Terus meluasnya daerah genangan banjir, saat ini Jawa Timur memasuki status waspada banjir.  Sampai kemarin yang tercatat terus mengalami genangan banjir ialah Lamongan, Gresik, Bojonegoro, Jombang, Ngawi, Madiun, Tulungagung dan beberapa daerah lainnya.
 “Jatim memang waspada banjir. Tapi banjir kali ini lebih dikarenakan karena curah hujan yang cukup tinggi dibandingkan intensitas hujan rata-rata, juga air laut yang pasang naik,” ujar Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jatim, Siswanto ketika dikonfirmasi HARIAN BANGSA mengenai kondisi banjir yang melanda Jatim.

Dijelaskan Siswanto, curah hujan yang tinggi dan air pasang membuat sungai-sungai meluap hingga airnya meluber ke pemukiman, jalanan dan persawahan. Tak sedikit, di beberapa daerah yang kerap banjir, petani ada yang memanen dini padinya karena khawatir terendam air banjir.
Banjir juga sempat memacetkan ruas jalan ketika melanda jalanan. “Kalau banjirnya karena curah hujan yang tinggi, siapapun tak akan bisa mengatasinya meskipun saluran sungai dan saluran air sudah bagus,” tukas Siswanto.
Ia mencontohkan banjir di Surabaya . Saat ini pemkot sedang melakukan perbaikan saluran sehingga ini mempengaruhi kelancaran aliran air hujan di saluran yang diperbaiki. Akhirnya, terjadi banjir. “Kalau kondisi sungai di Surabaya sudah bagus, pompa airnya juga berjalan baik. Di daerah-daerah lain, sungai-sungainya secara umum bagus meski erosi dan abrasi masih terjadi,” tandasnya.
Ditanya apakah ada ganti rugi terhadap warga yang terkena banjir, kata Siswant, itu menjadi tugas pemkab-pemkot masing-masing. “BPKB akan membantu jika korbannya parah. Misalnya, tanggul milik pemprov jebol dan merusakkan rumah-rumah warga. Tetapi, gubernur punya usulan bahwa korban banjir akan mendapatkan asuransi. Saat ini masih dibahas rumusannya,” terang Siswanto.
Untuk saat ini, kondisi tanggul-tanggul milik pemprov masih baik. Satu tanggul yang jebol di Madiun telah pula diperbaiki. Sementara, Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, pemkab-pempkot sudah membuka tanggul dan pintu air ketika banjir sehingga sungai-sungai menjadi penuh.
“Curah hujannya memang 310 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata. Makanya, ketika pintu air dilebarkan, air sungai di bawahnya penuh dan terjadilah banjir. Tapi, pompa-pompa juga sudah diaktifkan agar air cepat surut,” ujar Soekarwo ditemui usai upacara peringatan Hari Anti Korupsi di Grahadi, Surabaya kemarin.
Sedangkan banjir bandang di Tulungagung sedikitnya 40 rumah, dua di antaranya roboh, diterjang banjir bandang di Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung Kamis (9/12) dini hari. Pemerintah daerah mengevakuasi warga untuk menghindari banjir susulan.
Banjir bandang itu terjadi setelah tanggul Sungai Mundu yang melintas di Desa Simo dan Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru tak mampu menahan derasnya air. Dinding tanggul sepanjang 20 meter jebol dan memuntahkan air sungai ke pemukiman penduduk. “Seharian kemarin hujan deras,” kata Sukidi, 56, warga Desa Simo, Kamis (9/12).
Sebanyak 40 rumah yang bermukim di sekitar aliran sungai di Desa Simo tergenang air hingga setinggi 50 senti meter. Dua rumah rusak berat, satu di antaranya rata dengan tanah setelah diterjang arus sungai yang deras. Selain bangunan rumah yang terbuat dari anyaman bambu, kerusakan ini akibat dihantam puluhan batang kayu hutan yang terbawa arus sungai.
Pemerintah daerah dan satuan penanggulangan bencana Kabupaten Tulungagung bergerak cepat dengan mengevakuasi warga. Mereka diminta menyelamatkan perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kerugian material lebih besar.
Camat Kedungwaru Sugianto mengatakan tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Saat ini pemerintah daerah telah mengirimkan bantuan bahan makanan dan relawan untuk membantu membersihkan rumah warga. “Banjir itu sudah pergi. Tapi akan datang lagi kalau hujan deras,” kata Sugianto.
Untuk mengantisipasi banjir susulan, pemerintah memberikan puluhan sak karung berisi pasir untuk menahan tanggul. Warga dengan dibantu TNI membersihkan sisa-sisa banjir yang banyak meninggalkan sampah dan batang pohon. Kerugian di tempat ini diperkirakan mencapai Rp 250 juta.
Berdasarkan pantauan, kawasan pemukiman penduduk di Desa Simo ini cukup rawan. Sebab posisi rumah mereka di bawah tanggul sungai yang tinggi. Sehingga ketika terjadi kebocoran tanggul, dengan cepat air menggenangi kampung itu.
Genangan air juga terjadi di Desa Ketanon yang tak jauh dari tempat itu.
Hingga saat ini genangan air masih mencapai 30 senti meter dan mengganggu arus lalu lintas. Tak sedikit pengguna jalan yang mengambil jalur lain meski harus memutar sejauh tiga kilometer. Sementara sejumlah pejalan kaki memilih menerobos genangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar